Kamis, 23 Juni 2022

Zona Gelap?

Ketikan jari di papan ketik tidak terdengar, kalutnya pikiran membuat telinga menuli hingga bisu. Menutup pintu yang sebelumnya selalu terbuka, kejadian yang membuat jera untuk memulai sebuah hubungan percintaan. Ketakutan untuk menjaga hati dan menjaga janji hingga kekosongan hidup datang lagi. Hai zona abu-abu, kini bukan kau yang datang namun zona kegelapan yang mendekap erat. Jangan mengasihaniku karena aku terjebak di zona ini, karena zona ini lebih baik daripada terjebak di zona abu-abu yang tidak jelas gelap atau terangnya zona itu. Namun jika bertanya apakah aku nyaman disini, tentunya aku tidak bisa mnejawab dengan lantang karena disini sangat sepi hingga menusuk ke relung nurani.

Tetesan air mata hadir ketika di kesendirian hingga ku takut akan semua yang kuhadapi, semuanya menjadi kacau hingga tak lagi ku bisa lihat hal baik yang terjadi padaku. Berpura-pura semua baik-baik saja pun aku tak tau sampai kapan ku sanggup menjalaninya, karena itu adalah hal melelahkan dan sangat melelahkan. Disini aku berpaku terduduk dan termenung, melihat semua kekacauan yang masih terlihat jelas di pelipis mataku.

Rasa benci? sudah tidak mengerti apa itu benci, aku hanya merasa lelah akan semuanya. Aku ingin sekali bilang kalau aku beruntung memiliki dukungan, namun mataku selalu melihat hal buruk akan semuanya yang membuat aku menjadi orang brengsek. Sepertinya aku hanya bisa bilang kalau diriku brengsek dan tidak pantas untuk siapapun, namun aku tak sanggup menanggung semua sendiri.

Aku lelah...

Raher, 23 Juni 2022