Kamis, 09 Desember 2021

Security Hati

Terkadang kita harus membisu untuk menenangkan hati, tak bersuara untuk berdamai. Tak perlu memaksakan diri untuk bicara pada mereka yang tuli dan tak bernurani, karena hanya akan membuatmu terlihat bodoh dan menyedihkan. Bisakah kita menjadi orang jahat yang tak perlu memikirkan perasaan mereka saat ini? Agar kau dan aku tak terlihat bodoh dan menyedihkan.

 

Tak Akan Abadi

Langit tak selalu cerah membiru

Langit kian menghitam saat kalah dengan awan

Langit tak selalu terang benderang

Langit kian gelap saat kalah dengan malam

 

Awan hitam tak selamanya menutupi langit

Merek akan kalah dengan matahari

Langit malam tak selalu gelap

Bulan bertamu bersama bintang

 

Raher

Banjarmasin, 10 Desember 2021

Rabu, 19 Mei 2021

Dilema Istana

Hai kamu, iya kamu.
Kamu yang baru datang dan memasuki duniaku dikala aku membutuhkan sosok pangeran. Maafkan aku, aku yang salah karena tidak berkata jujur waktu itu. Diistanaku ada seseorang yang sudah lama tinggal dan menetap, salahku mengundangmu masuk dan kamu langsung menduduki singgasana yang telah lama sepi itu. Namun diistana ini tidak ada dayang ataupun pelayan yang bergosip, sehingga seseorang yang telah menetap tak pernah tau kalau singgasana itu sudah ada yang memiliki.

Istana tak mampu untuk menampung dua insan walau istana itu juga tidak sempit, tapi pondasi-pondasi yang menopang tak sekuat baja, melainkan serapuh papan tua yang mulai retak. Ruangan yang ditinggali insan itu terkunci dari dalam, ku tak dapat mengusirnya. Dan ku tak ingin mengusir insan yang menduduki singgasana itu juga. Andai ku tau siapa ia, akan kuperintahkan istana untuk mengumumkan kepemilikan singgasana. Namun, ia hanya duduk dan tersenyum tanpa kata-kata yang membuatku ragu untuk mendobrak pintu yang terkunci itu.

Hai kau, insan yang bertengger disinggasana.
Mampukah kau mendengarku, aku ingin mendengarmu, aku ingin kau berusaha membuat istana yakin kalau kau pantas menduduki singgasana itu untuk selamanya. Aku ingin bertanya apakah kau sanggup memperjuangkan singgasana itu hanya untuk dirimu, aku akan membantu jika kamu bersedia menghormati istana yang akan jadi tempat tinggalmu. Ku tak ingin ada pemberontakan yang menjadikan istana jatuh dan hancur berkeping-keping.

Raher, 7 Juni 2020

Minggu, 16 Mei 2021

Kebangkitan Diri

Aku menapak kaki hingga ku terjatuh
Aku menapak tangan untuk berdiri
Bangun dari tenggelam rasa pahit
Belenggu mulai terlepas hingga tiada

Tak ada kekang meski ada rasa tak nyaman
Membuat naluri teriak hingga ke sanubari angkasa
Biar burung dan awan mendengar dan bergaduh
Hingga semua angkasa kacau tak terbendung

Langit tak kan sanggup akan itu
Hingga dia tak biru atau hitam
Hingga ia menyadari akan posisinya
Hingga ia tak lagi menatapku rendah

~Raher~
Kapuas, 17 Mei 2021, 07.32 WIB